E-LEARNING
Kelas
4KA08
Fernanda Olympia (18111515)
Andy Kusumah (10111853)
Donny Akbar (12111207)
M. Ilham Putra ()
Ryan Satya (16111522)
Seiring
dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan
suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi
tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-Learning
ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke
dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) dan sistemnya. Saat ini konsep
e-Learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia terutama di Indonesia,
terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning di lembaga pendidikan yang ada
di Indonesia.
Perkembangan
e-learning sejalan dengan perkembangan dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi
yang berkembang dengan sangat pesat baik dari sisi perangkat keras (Hardware)
maupun perangkat lunak (Software). E-learning mulai berkembang sejalan dengan
mulai dikenalnya komputer oleh masyarakat luas, dan mulainya komputer digunakan
secara luas oleh masyarakat terutama oleh kalangan akademisi sebagai suatu
teknologi yang terjangakau dan dibutuhkan untuk membantu memecahkan berbagai
persoalan di dunia pendidikan maupun dalam kebutuhan sehari-hari.
Definisi
Istilah e-Learning mengandung
pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang
definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup
dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang
menyatakan:
e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet
atau media jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com dalam Glossary of
e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas
bahwa:
e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik
untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan
komputer,maupun komputer standalone.
Dari puluhan atau bahkan ratusan
definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan
yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat
disebut sebagai suatu e-Learning.
Fungsi e-learning.
Setidaknya
ada 3 (tiga) fungsi e-learning, yaitu sebagai suplement yang sifatnya
pilihan/opsional, pelengkap (complement), atau pengganti (substitution)
(Siahaan, 2002).
a.
Tambahan (suplement)
Dikatakan berfungsi sebagai tambahan
(supplement), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak
ada kewajiban/ keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya
tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b.
Pelengkap (complement)
Dikatakan berfungsi sebagai
pelengkap (complement) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan
untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis,
2002). Sebagai pelengkap berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan
untuk menjadi materi pengayaan (reinforcement) atau perbaikan (remedial) bagi
peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi
pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta
didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang
disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk
mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan
untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta
didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Dikatakan
sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow
learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran
elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar
peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru
di kelas.
c.
Pengganti (substitution)
Beberapa sekolah/ perguruan tinggi
di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan
kepada para peserta didiknya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara
fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari
mahasiswa. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih
peserta didik, yaitu:
a. Sepenuhnya secara tatap muka
(konvensional)
b. Sebagian secara tatap muka dan
sebagian lagi melalui internet, atau bahkan
c. Sepenuhnya melalui internet.
Alternatif
model pembelajaran mana pun yang akan dipilih mahasiswa tidak menjadi masalah
dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materi perkuliahan mendapatkan
pengakuan atau penilaian yang sama. Jika peserta didik dapat menyelesaikan
program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya
melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi
penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang
sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu mahasiswa untuk mempercepat
penyelesaian perkuliahannya.
Manfaat e-learning
E-Learning mempermudah interaksi
antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi
antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta
didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri
peserta didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di
dalam web untuk diakses oleh para peserta didik.
Keuntungan
Menggunakan e-Learning
Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut:
• Menghemat waktu proses belajar mengajar.
• Mengurangi biaya perjalanan.
• Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
buku-buku).
• Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.
• Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Kekurangan
Menggunakan E-Learning
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan
antar-siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya
values dalam proses belajar-mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dan yang semula menguasai teknik pembelajar-an
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT.
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
Contoh Sistem Aplikasi e-Learning dan Penerapannya
Gambar 1: IlmuKomputer.Com – Sistem eLearning Gratis Berbasis Aktifitas
Komunitas [http://ilmukomputer.com]
Strategi
Pengembangan e-Learning
Ketika kita berbicara tentang
strategi pengembangan e-Learning, maka hakekatnya adalah sama saja dengan
strategi pengembangan perangkat lunak. Hal ini karena e-Learning adalah juga
merupakan suatu perangkat lunak. Dalam ilmu rekayasa perangkat lunak (software
engineering), ada beberapa tahapan yang harus kita lalui pada saat mengembangkan
sebuah perangkat lunak.
Gambar 2: Tahapan Rekayasa
Perangkat Lunak
Masalah analisa kebutuhan pada
makalah ini ditonjolkan karena ini hal terpenting yang sering dilupakan oleh
pengembang aplikasi e-Learning. Pengembang terobsesi untuk membuat aplikasi
e-Learning terlengkap dan terbaik, padahal itu belum tentu sesuai dengan
kebutuhan sebenarnya dari pengguna.